[Akhirnya] Jadi Nekaders J50K

AKHIRNYAAA………!

Setelah menggalau selama berminggu-minggu, antara ikutan atau nggak. Terombang-ambing di antara dua pilihan. Tergoda untuk nekad ikutan J50K tapi lalu menciut lagi nyalinya, nggak lama kemudian tiba-tiba semangat lagi dan akhirnya menggalau kembali inget kurangnya persenjataan.. *halah*.

Tapi akhirnya keputusan saya sudah bulat. Ya! Saya memutuskan untuk maju terus pantang mundur.

Menjadi nekaders #J50K 2014.

😀

Ngomong-ngomong apa sih yang membuat saya galau luar biasa?

Jadi gini.. *ehem*. Sesuai dengan judul postingan ini, tahun ini saya memang bener-bener nekad banget buat ikutan nulis marathon 50ribu kata dalam sebulan. Setahun kemarin, saya ikutan tapi nggak daftar di FB-nya J50K (kekurangan informasi 😆 :mrgreen: ), dan waktu tu saya nulisnya juga gak pake target sih. Asal tiap hari nulis aja. Dan itu kesalahan saya. Saya kepedean bisa nulis 50 ribu kata dengan ‘gaya’ saya yang seenaknya tadi. Bisa ditebak. Saya kekurangan (baca: terlalu sedikit nulis karena ilmu kira-kira saya ternyata nggak bener.. 😛 ) nulis. Harusnya saya nulis per hari itu ditarget 2000-an kata, jadinya saya bisa mencapai 50.000 kata yang ditargetin. Berhubung waktu itu saya lagi getol nulis FF, maka yang saya tulis seputar FF (kebetulam juga ada even #13HariNgeblogFF). Namanya juga flashfiction, maka tulisan yang saya tulis itu ya standar nulis satu buah FF, yang memang nggak nyampe 1000 kata. Itu pun nulisnya nggak rutin, cuma 13 hari di awal -karena 13HaringeblogFF saya rutin dari tanggal 1 sampai 13, selebihnya kalau saya ada ide aja nulisnya- *selftoyor*.  Maka jangan heran kalau tahun kemarin target saya nulis 50 ribu kata cuma berhasil sampai di 21 ribuan kata aja, tepatnya 21549 kata aja. Nggak lebih!

Nggak nyampe setengahnya.. Hehehe… :mrgreen:

Kurangnya persiapan, kurang informasi dan nulis masih ngandelin mood. Belum lagi nggak pakai planning dan rencana yang matang, maka.. J50K 2013 saya kemarin gatot alias gagal total, saudara-saudara.

Berdasarkan pengalaman di masa lalu itu, maka saya coba meminimalisirnya dengan membuat rencana yang cukup matang. Setidaknya ada gambaran di kepala saya mau nulis apa saja setiap hari selama 31 hari ini.

Bismillah.. Semoga Allah SWT memberikan kemudahan dan kelancaran. Dan ke-nekad-an saya tahun ini setidaknya udah pakai ilmu. Target paling sederhana adalah setiap hari nulis minimal 2000 kata. Supaya itungannya nggak minus. Hahaha.. 😆

Dan di sinilah kenekadan dan komitmen menulis saya diuji. Mungkin kalau alat perang saya cukup dan memadai, kegalauan saya pasti nggak akan sebesar ini. Tapi ibarat mau perang, bahkan alat perang saya aja nggak lengkap. Kalau tahun kemarin errornya di diri saya sendiri, maka tahun ini komputer saya minta istirahat total. Gantian dia yang error.

Mati suri. Nggak berfungsi sama sekali. :mrgreen:

Tapi saya baca lagi, judulnya aja sudah nekader J 50 K kan? Nggak ada yang bilang kalau jalannya akan mudah kan? Makanya disebut kenekadan. Karena pelakunya pasti orang yang nekad dan nggak mudah menyerah. Jadi, mungkin / nggak mungkin, bisa / nggak bisa, semuanya balik lagi di diri kita sendiri.

Untuk menularkan semangat J50K, jauh-jauh hari saya udah bilang sama suami saya bahwa saya mau ikutan nulis marathon 50ribu kata selama bulan Januari. Suami yang tahu keadaan komputer yang mati suri itu sepertinya mulai berpikir untuk membagi laptopnya dengan saya.

Maka terlontarlah kalimat yang cukup membuat saya adem..

“Adek nulis dulu aja di buku tulis, nanti baru ditulis / diketik ulang kalau anak-anak udah tidur.”

Tuuuh!

Siapa yang nggak semangat coba kalau kaya begini? Suami mendukung penuh..! *uhuk* 😀

Meskipun kenyataannya di lapangan, beberapa hari ini saya tumbang duluan (baca: sakit) bahkan sebelum J50K dimulai.. 😀

Januari sudah dimulai. Bahkan sudah memasuki hari ketiga. Saya harus mengejar ketinggalan. Yuuk ah semua kita semangat!

Bismillah…

Semoga #J50K saya tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya. Aaamiiin..

Ini ceritaku. Bagaimana denganmu, teman?

J50K banner

Proyek Monumental 2014: Membuat Novel Keroyokan

Pakde Cholik punya hajatan. Dan kali ini tantangannya adalah membuat proyek monumental 2014.

Kebetulan banyak impian saya yang ingin saya bereskan di tahun ini tapi sepertinya harus sedikit tertunda. Meski demikian, saya berharap masih bisa mengejar sebelum tahun 2013 benar-benar berakhir.

Nah untuk tahun 2014, saya punya impian membuat novel. Syukur-syukur kalau dalam prosesnya nanti lancar maka bisa diterima penerbit mayor dan dijual di toko buku di seluruh tanah air. Aamiin..

Nah, beberapa waktu yang lalu, disepakati bahwa novel yang akan ditulis nantinya adalah novel keroyokan antara saya dengan dua orang teman sesama penulis lain. Kenapa bertiga? Karena kami ingin mengabadikan persahabatan kami dalam bentuk novel keroyokan ini. Hehehe..

Dan karena kami bertiga sama-sama belum pernah menerbitkan novel, proyek ini pun sebagai ajang kami belajar bersama.

Begitulah.

Berdasarkan pengalaman sebelumnya, saya pernah juga memiliki proyek pribadi. Namun sayangnya waktu itu saya tidak menargetkan kapan tepatnya menyelesaikan proyek pribadi saya tadi, dan akibatnya menjadi molor dan tidak tepat waktu. Itu sebabnya, untuk meminimalisir kegagalan yang pernah terjadi di masa lalu, kali ini saya memutuskan untuk menuliskannya dan menjadikannya sebagai Proyek Monumental 2014 Rinibee dan teman-teman. Untuk sementara namanya dirahasiakan dulu ya. Nanti kalau sudah oke, saya ceritakan lagi di postingan yang berbeda.. 🙂

Untuk mewujudkannya maka inilah langkah-langkah yang akan kami lakukan.

Bismillah..

Nama proyek: Menulis Novel Trio

Oleh: rinibee dan rekan-rekan

Waktu: Proyek dimulai awal Januari 2014 sampai Desember 2014 (termasuk proses penulisan, editing, diskusi, pengiriman dan penawaran naskah kepada penerbit)

Tempat: Disesuaikan dengan domisili kami masing-masing. Jadi pengerjaannya tentunya di rumah dan tempat tinggal masing-masing: Surabaya, Bandung, Bekasi, Mojokerto

Tahapan pelaksanaan:

1. Tahap Awal / Pendahuluan

– Diskusi melalui whatsapp mengenai jalan cerita, penokohan, ide cerita, sinopsis dan karakter.

– Penyusunan draft novel

– Penentuan genre novel dan target pembaca

– Menentukan target penerbit yang akan dituju

– Mempelajari novel-novel sebelumnya yang pernah diterbitkan oleh penerbit tersebut (mempelajari kira-kira jenis  novel yang seperti apakah yang dicari oleh penerbit yang bersangkutan)

– Membaca syarat-syarat pengajuan naskah dari penerbit yang dituju

– Membahas kelebihan / keunggulan naskah kami (menentukan kira-kira apa yang berbeda / point lebih dari naskah kami dibandingkan naskah yang pernah diterbitkan sebelumnya)

– Mempelajari dan sharing tentang sudut pandang penulisan (POV)

– Membahas isi tiap-tiap Bab mulai Bab Awal sampai Akhir

– Menentukan tokoh-tokoh yang terlibat, pemilihan nama tokoh, dan membagi bagian (tiap penulis memegang tokohnya masing-masing) dan bagian mana yang kami tulis bersama

 

2. Tahap Pelaksanaan

– Membuat sinopsis

– Membuat plot cerita

– Membicarakan kembali tentang plot cerita dan pengembangannya

– Menentukan nama tokoh dan disesuaikan dengan karakternya

– Mulai menulis sesuai dengan pembagian tugas

– Menggabungkan tulisan masing-masing dan meminimalisir adanya ketidaksesuaian atau cerita yang tidak sinkron

– Bersama-sama membaca kembali mulai bab awal sampai akhir, mengkoreksi dan merevisi EYD serta kelogisan cerita

– Mengirimkan pada penerbit yang telah disepakati bersama. Melalui pos (hard copy) atau email (soft copy)

 

3. Tahap Akhir

Menunggu dan memantau perkembangan novel yang ditawarkan ke penerbit. Biasanya sekitar 3 sampai 4 bulan, tergantung penerbit yang kami tuju. Jika sampai batas waktu yang ditentukan tidak juga ada kabar, maka kami putuskan menarik naskah dari penerbit A untuk ditawarkan pada penerbit B dan seterusnya.

Pendanaan: Karena target penerbit yang kami incar adalah penerbit mayor, pendanaan lebih pada biaya print naskah dan pengiriman melalui pos / ekspedisi yang akan kami bicarakan kembali di kemudian hari (disesuaikan dengan jumlah halaman yang berhasil kami tulis). Namun hal ini bisa berubah sewaktu-waktu apabila ternyata naskah bisa dikirimkan melalui email (soft copy). Tentunya jika melalui email maka akan lebih mudah dari sisi teknis.

Sebenarnya saya juga punya proyek pribadi di tahun 2014, tapi demi kesuksesan proyek menulis novel keroyokan ini maka saya putuskan untuk fokus terlebih dahulu pada proyek ini, baru memutuskan menjalankan proyek berikutnya (proyek pribadi).

Bismillah..

Doakan kami ya teman-teman.. 🙂

shabrina
Berbagai novel yang diperoleh dari hadiah GA dari teman-teman blogger semoga bisa memberikan pencerahan tentang penerbit mana yang akan kami tuju untuk bekerja sama menerbitkan novel keroyokan kami.
Doakan kami ya teman-teman.. 🙂

Artikel  ini diikutsertakan pada Kontes Unggulan:Proyek Monumental Tahun 2014.

[Sebelum] Tiga Puluh [sekian] Tahun

Beberapa waktu yang lalu, teman saya mengadakan GiveAway tentang pencapaian di usia 30 tahun. Tapi tulisan ini nggak berhubungan sama GA itu. Saya nggak ikutan GA-nya, tapi tertarik menjawab tantangan ‘tugas’ yang diberikan dalam GA tadi . Yaitu menjawab pertanyaan dan berbagi kisah di blog masing-masing tentang pencapaian yang telah dilakukan sebelum usia 30 tahun. Atau bahasa sederhananya adalah…

Apa impian atau keinginan yang ingin kamu capai sebelum usia 30 tahun? Dan setelah melewati usia 30 tahun, apakah impian kamu itu sudah tercapai?

Sesederhana itu.

Tapi berhubung akhir-akhir ini saya kena penyakit kehilangan passion update blog *uhuk.. :mrgreen: dan memang seringkali kurang beruntung untuk bisa minjem komputer dan laptop, maka akhirnya ketunda-tunda deh nulisnya..

Dan sekarang pas ada waktu luang, maka…

Inilah kisah saya tentang USIA 30 Tahun..

Impian dan keinginan sederhana saya sebelum mencapai usia 30 adalah:

1. LULUS KULIAH

Ya iyalah…! Harus bisa lulus sebelom usia 30 tahun.. Hehehe..

 

2. KERJA dan DAPAT UANG SENDIRI

Setelah lulus kuliah -atau sebelum lulus- saya emang bercita-cita kerja dulu, baru nikah. Ini juga salah satu pesan dari ibu saya dan emang sayanya sendiri juga kepengen ngerasain pegang duit sendiri dan belanja pakai uang yang didapat dari keringat sendiri. Alhamdulillah, sebelum resmi lulus kuliah, saya udah punya kerjaan tidak tetap sebagai asisten dosen di kampus dan nggak lama setelahnya saya diterima kerja di salah satu perusahaan swasta dan lulus (diwisuda), lalu sempet naik jadi karyawan tetap tapi keburu dilamar dan akhirnya nikah sama bapaknya anak-anak.. :mrgreen:

Ah.. Nggak pa pa deh sekarang udah nggak ngantor lagi, yang penting udah pernah kerja dan pegang duit sendiri!

 

3. TRAVELLING ke tempat-tempat asyik bareng temen-temen

Ide ini tercetus justru ketika saya sudah bekerja, lagi jomblo dan dikomporin temen-temen kantor yang semuanya masih single alias belom punya suami dan anak. Berawal dari ide nekad salah seorang teman -yang emang biasa jalan-jalan naik gunung-, untuk mengunjungi salah satu tempat wisata yang ‘katanya’ memiliki pantai yang nyaris mirip sama pantai yang ada di film THE BEACH-nya Leonardo DiCaprio.

Emang ada pantai kaya gitu di Indonesia?

Di mana?

Ternyata ada saudara-saudara.. Dan itu sudah jadi ‘rahasia umum’ sekarang. Namanya Pantai Sendang Biru, yang letaknya tersembunyi di dalam Pulau ‘pribadi’ Sempu, Malang Selatan.

Dan sebelum usia 30, saya udah pernah ke sana!

Yeay!!

Asli ini pantai terakhir kali saya ke sana cantik banget. Nggak bakalan rugi deh jauh-jauh ke sana..!

 

4. PERGI KE LUAR KOTA [TRAVELLING] SENDIRIAN

Sebenarnya ide pergi keluar kota sendirian ini saya bacanya duluuu banget. Di majalah remaja GADIS. Jadi di salah satu artikelnya ada beberapa hal yang harus kalian lakukan sebelum usia 17 tahun. Dan salah satunya PERGI TRAVELLING sendirian.

Dulu.. waktu saya remaja, travelling nggak seheboh sekarang. Jarang ada yang jalan-jalan sampai keluar negeri naik pesawat atau pergi ke Pulau Seribu buat berenang sama ikan hiu. Belom seheboh itu ajakan travellingnya. 😛

Jadi travellingnya sekedar pergi dari Surabaya ke Jakarta ke rumah saudara, gitu aja udah pencapaian besar. Naik kereta api pula.. *halah.. :D*

Nah, saya udah pernah tuh kalau kaya gitu!

Ke Semarang sendirian udah pernah.

Ke Yogya sendirian juga udah.

Ke Bandung ? Hayuuk ajah!

Oh iya, saya dulu tinggal di Surabaya.. 🙂

Jadi naek kereta apinya dari Gubeng.. 😀

5. MENIKAH

Cita-cita saya menikah sesuai umurnya. Nggak nikah muda-muda amat nggak juga ketuaan. Jadi sedang-sedang saja. Pengennya sih setidaknya menikahnya masih dalam usia produktif untuk menikah, dan melahirkan.

Alhamdulillah.. Saya menikah setelah lulus kuliah, bekerja dan dilamar bapaknya anak-anak.. Pada usia 26 tahun.. 🙂

DSC_2720

6. PUNYA ANAK

Saya nggak menunda kehamilan dan juga nggak kejar setoran supaya cepat-cepat hamil. Dulu pilihannya kalau belum hamil ya lanjut kerja tapi kalau udah hamil ya berhenti kerja. Sesederhana itu. Dan saya menyerahkan semuanya pada Yang Maha Kuasa.

Ternyata, saya langsung hamil anak pertama saya. Melahirkan du usia ke 27 dan sebelum usia 30, saya nggak cuma punya satu anak, tapi DUA orang anak. Alhamdulillah.. 🙂

tiga

7. NGEKOST

Salah satu keinginan terbesar saya saat kuliah adalah NGEKOST!

Kayanya seneng banget bisa hidup mandiri di tempat kost-kostan.. Hehe

Dan ini adalah salah satu keinginan saya yang nggak kesampaian mulai awal kuliah sampai saya lulus kuliah. Akhirnya saya cuma bisa maen ke kost temen dan kadang-kadang nginep di sana. Itu juga rame-rame. Pindah tidur doang! Hehehe… :mrgreen:

Sebenarnya kurang lebih itu sih yang masih saya ingat tentang impian dan keinginan saya yang pengen dicapai sebelom usia 30. Tapi ketika saya menjalaninya, ternyata ada bonus-bonus lain dari Allah SWT yang tidak pernah saya rencanakan tapi terjadi dalam hidup saya. Ini beberapa di antaranya.

 

7. BIKIN BUKU SOLO

Ini nggak pernah kepikiran sama sekali awalnya. Saya cuma niat ngumpulin tulisan-tulisan lama saya yang berhubungan dengan keluarga saya. Eh ternyata suami saya meminta tolong sahabatnya untuk membuatkan cover bukunya, dan alhamdulillah, dengan bantuan self publishing dari nulisbuku, maka SEBUAH PERJALANAN HATI, buku kumpulan cerita saya yang terilhami dari orang-orang terdekat saya bisa dijadikan sebuah buku utuh.

Alhamdulillah.

sebuah perjalanan hati cover

8. BLOG, GRUP NULIS, GIVEAWAY, BANJIR HADIAH

Ini beberapa hal seru yang saya dapatkan setelah menikah.

Meski akhirnya berhenti bekerja kantoran, bukan berarti saya berhenti berkarya. Berawal dari ajakan suami saya untuk memulai lagi hobi lama saya menulis (dulu saya nulis blog di friendster) maka saya pun dibuatkan blog baru oleh suami saya. Beberapa kali sempat aktif di facebook akhirnya saya diajak ikutan grup nulis oleh beberapa orang teman, mulai sering update blog, ikutan giveaway sampai memenangkan beberapa hadiah hiburan dari teman-teman penulis. Belum lagi beberapa tulisan saya yang nyangkut dalam antologi dan beberapa di antaranya diterbitkan menjadi sebuah buku.

Seru, asyik dan membuat saya banyak bersyukur.

Akhirnyaaa..

RENCANA DAN IMPIAN  30 +

Hahaha…!

Ketahuan nih kalau usia saya udah 30 lebih dikit. :mrgreen:

Impian yang paling deket sih, menyelesaikan #proyekpribadi. Ngumpulin beberapa tulisan saya (lagi) jadi kumpulan cerita. Tapi kali ini kumpulan flash fiction. Selain itu juga kumpulan tulisan FF bersambung dari proyek #13HariNgeblogFF.

Mudah-mudahan lancar semua, jadi bisa sekalian untuk dijadikan hadiah ultah dari saya, oleh saya dan untuk saya.. *apasih* 😆

Hehehe..

Impian lainnya..

UMROH / HAJI

Mudah-mudahan bisa secepatnya. Insya Allah Aamiin…

Itu dulu aja deh.

Bismillah..

Semoga diberi kemudahan dan kelancaran.

Aaamiin…

Have a nice weekend!

“Kuis Seven Days by. Rhein Fathia” Liburan impian saya? Pulau Umang saja..!

Pagi ini saya blogwalking ke blog-nya Rhein Fathia. Yup, dia novelis yang baru aja launching novel COUPL(OV)E itu lho. Nah dalam rangka peluncuran novelnya (lagi) SEVEN DAYS yang juara 1 Lomba Novel Romance Qanita, Rhein pun ngadain kuis. Pertanyaannya:

“Anggap ada yang mau bayarin kamu jalan-jalan ke mana aja, nggak peduli berapa biayanya. Kamu diberi waktu selama TUJUH HARI dan haarus mengajak SATU orang saja. Ke mana kamu akan pergi traveling, sama siapa, dan apa alasannya?”

Waah.. Kalau disuruh berandai-andai gini saya bisa doong.. :mrgreen:

Inilah jawaban saya.

Kalau dibayarin liburan gratis, nggak usah jauh-jauh, cukup di negeri sendiri aja. Saya pengennya ke Pulau Umang.

Bicara liburan, sebenarnya kepengennya sih saya ngajak seluruh keluarga. Ya bapak saya, mama saya, ibu mertua saya, anak-anak juga kakak-kakak saya serta para keponakan. Namun berhubung cuma boleh ngajak 1 orang saja. Maka… saya pun mengajak bapaknya anak-anak saya. Suami saya.. 😀

Oh ya, dulu setelah menikah saya belum sempat jalan-jalan bulan madu berdua sama suami saya. Kebetulan cutinya nggak lama, udah harus langsung kerja lagi. Belum sempat ngatur liburan khusus berdua aja, eh saya udah keburu hamil. Jadi selama ini liburannya rame-rame terus, dan kalau nggak pas hamil ya bareng anak-anak dan keluarga besar. Jadi pengen deh sekali-sekali cuma berdua aja sama suami saya. Bulan madu yang telat! Hahaha..

Maaf ya kakak Syifa dan dede Reina.. 😦

Nah.. sekarang kita kembali lagi ke tujuan liburan kita tadi. Pulau Umang.

Di manakah Pulau Umang itu? Ini petanya.

PETA10-clr-ok4
sumber: website resmi Pulau Umang

Peta-P

Pulau Umang itu terletak di daerah Ujung Kulon, dekat Pandeglang – Banten. Bagi saya pribadi, liburan ke Pulau Umang itu bener-bener liburan yang diperuntukkan untuk lari dari kejenuhan dan rutinitas harian kita. Berbalik 180 derajat dengan tempat tinggal kami di Bandung yang merupakan daerah pegunungan, Pulau Umang membawa saya pada suasana ‘anak pantai’. Dan saya suka liburan di pantai. Yippiee…! 😀

Kalau pantai doang kenapa nggak ke Ancol atau ke Bali?

Nah.. masalahnya, kan tujuan saya liburan kali ini adalah untuk bulan madu.. *uhuk!*. Bulan madu itu waktu untuk berdua dengan pasangan kan? *ehm :D* bukan rame-ramean. Kalau Ancol dan Bali terlalu ramai buat saya.. 😀

Jadi yang keinget kalau ke Bali atau Ancol adalah wisata belanjanya *halaaagh.. :D*, sedangkan Pulau Umang memang diperuntukkan untuk pasangan yang ingin menikmati suasana ‘pantai pribadi’. Ih sok tahu banget deh rinibee ini, mungkin itu beberapa pikiran anda ya?

Ya saya tahu lah. Kan saya pernah diajak liburan ke sini, tapi waktu itu rame-rame dan juga bareng sama Syifa kecil sedangkan Reina masih di dalam perut. Makanya saya bertekad, ntar kalau ada yang mau bayarin liburan gratis untuk bulan madu, saya nggak nolak kalau ke Pulau Umang lagi.. Hihihi.. :mrgreen:

Oke, saya gambarkan sedikit ya gimana suasana di Pulau ‘pribadi’ Umang ini.

dsc_0025

Sebelum memasuki kawasan Pulau Umang, kita diminta mengantri dulu sebentar untuk menunggu kapal boat yang akan membawa kami menuju pulau Umang. Jadi dari ‘parkiran bus’ kami cuma tinggal naik kapal saja. Koper dan tas gedenya biar menyusul. Lalu kami diminta untuk langsung masuk ke dalam ‘rumah’. Yup.. tempat penginapannya berbentuk rumah gazebo yang terdiri dari dua kamar. Begitu memasuki kawasan Pulau Umang, aura pantainya kerasa banget. Dengan background debur ombak, saya memasuki kamar kami. Dan langsung… jatuh hati!

Siapa yang nggak jatuh hati dengan tatanan kamarnya yang manis nan romantis. Sayang nggak ada gambarnya.. :D. Kamar mandinya pun dibentuk cantik dan manis. Sungguh, suara debur ombak kedengeran sepanjang hari. Nggak bakalan bosen. Saya saja sampai lupa waktu karena suasananya kerasa libur mulu.. 😀

Jangan harap ada minimarket! Jadi kalau mau, nyetok dulu ya? Termasuk pembalut dan lain-lainnya. Di sana kerasanya kita bener-bener jauh dari keramaian. Tuh, cocok banget buat bulan madu kan?

Oya, penataan antara ruang keluarga dengan tempat tidur pun sangat mirip dengan rumah impian saya.. *ngimpi mulu.. :D*

Dari dulu saya selalu pengen punya rumah yang antara tempat beraktifitas dengan tempat untuk tidur itu kepisah. Kurang lebih gini gambarannya.

Jadi ruang di bagian bawah memang sengaja dibuat untuk beraktifitas (mandi, nonton TV –well, TV nggak sering dinyalain kalau liburan kayanya- atau sekedar bercengkerama dengan pasangan, duduk-duduk sambil bersenderan atau apalah terserah kalian, be creative! :D- sementara di atas adalah ruang tidur, yang dihubungkan melalui tangga kayu di sisi sebelah kirinya. Tangga yang khusus menuju tempat tidur. Khusus buat tidur. Dan lagi-lagi kecantikannya bikin saya meleleh. Karena tempat tidurnya cantiiik banget dengan kelambu di atasnya. Mirip tempat tidurnya putri dari negeri 1001 malam. Di bagian atapnya dibuat terbuka, supaya bisa melihat bintang-bintang.

🙂

Sepintas mirip gini, tapi percayalah di sana jauh lebihh cantiik.. 😀

pulau-umang-3

Sama seperti di pantai lain di seluruh dunia, di sini kita juga bisa lihat sunset dan sunrise.

Nah, kalau pagi hari, kita bisa lihat pemandangan secantik ini.

DSC_0079
hello!
DSC_0077
morning!
DSC_0081
happy day!

Agak siang dikit.

DSC_0002
si cantik

Pulau Umang juga surganya bagi pencinta olahraga air. Sebut saja apa yang kamu suka? Banana boat? Speedboat? Snorkeling? Diving? Yuuk..!

Sayangnya, waktu saya liburan kemarin saya nggak sempet nyobain menyelam, karena lagi hamil anak kedua. Etapi diving ada nggak ya? *halaagh*. Ntar kalau liburan lagi, mau ah nyobain menyelam. Dan baru nyobain snorkeling aja udah nyenengin bangeet.. Sayang nggak bisa moto di dalam lautnya. Mendingan mampir ke sini ya buat lihat gambar-gambarnya lebih lengkap.

Itu cerita saya seputar liburan ke Pulau Umang. Supaya nggak hoax, ini foto saya di depan Pulau Umang.

DSC_0394
our little family.. 🙂

Di sini saya kelihatan gede ya? Iya, itu di dalam perut saya ada Reina.. 🙂

Oh iya, udah menjawab kuisnya Rhein belum ya?

Kalau diajak liburan 7 hari saya milih ke PULAU UMANG. Bolehnya cuma ngajak 1 orang aja. Sama siapa? Ya sama bapaknya anak-anak saya, yaitu suami saya. Alasannya? Karena Pulau Umang cocok untuk bulan madu, sementara dulu pas pertama nikah saya belum pernah sempat pergi bulan madu (kesian deh! :D). Hehehe.. 😀

Simple kan?

Udah gitu aja. Ini ngomongin liburan kan ya?

Oya, ada alasan lain kenapa liburannya nggak terlalu jauh. Soalnya saya ninggalin dua balita selama 7 hari (ini pede bener ada yang ngebayarin liburan :D) jadi yang terpikir di kepala saya ya liburan yang deket-deket aja tapi tetep romantis. Ntar kalau anak-anak udah agak gede mau ah saya liburan ke Lombok.. 🙂

Tulisan ini diikutsertakan untuk kuis novel Seven Days-nya Rhein Fathia.

sevendays 3
seven days by rhein fathia

Kotak dalam pangkuanku

cdc011e2c1fef98626f0bb2204926c60-d4beuw2

Kutulis pesan pada secarik kertas, lalu melipatnya hati-hati.

Kuraih kotak mungil itu dan membukanya perlahan.

Pada kotak di pangkuanku, kutitipkan impian-impianku.

Impian yang perlahan akan kucoba wujudkan satu per satu.

Pada satu kotak mungil, kutitipkan harapan-harapan besar.

Kelak di suatu hari nanti, aku akan kembali lagi.

Membuka dan membaca kembali kepingan mimpi yang pernah menyusun utuh harapanku.

Pada kotak dalam pangkuanku, aku menitipkan mimpi.

Mimpi yang terisi penuh cerita tentangku, tentangmu, tentang kita.

Dan mimpi yang kupercaya akan dapat terwujud, jika kita yakin dan berusaha sekuat tenaga.

Selepasnya.. kita serahkan pada Sang Pemilik Hidup.

Dan satu mimpiku nyata hari ini.

Bahwa kini kau duduk bersamaku membaca secarik kertas yang kutulis belasan tahun yang lalu.

cropped-user100061_pic4840_1234710177.jpg

Pada kotak di pangkuanku, kutitipkan impian-impianku

Mimpi yang terisi penuh cerita tentangku, tentangmu, tentang kita.