Baby Travelling


Saya tumbuh dan dibesarkan di kota Surabaya. Sementara suami saya lahir, tinggal, tumbuh dan dibesarkan di kota kembang Bandung. Setelah menikah, kami tinggal di Bandung. Meski demikian, saya terbilang cukup sering bolak-balik Surabaya – Bandung, untuk mengajak kedua anak saya menemui akung (mbah kakung) dan uti (mbah putri)-nya.

Kalau ada yang mengantar, ya saya naik kereta api. Tapi kalau nggak ada, ya naik pesawat saja. Bertiga sama duo krucil saya. Iya. Cuma bertiga.

Mungkin banyak yang heran, kok bisa pergi bertiga aja dengan dua anak balita. Apa nggak repot?

Kalau dilihat dari sisi repot ya jadinya repot. Tapi berhubung saya memandang kalau perjalanan ini akan menyenangkan, jadinya ya menyenangkan. Dan Alhamdulillah dua anak saya ini manis sekali. Dan nggak mabuk perjalanan. Otomatis perjalanan menggunakan kendaraan apapun nggak masalah kan? 🙂

Saya masih ingat, perjalanan dengan kendaraan pertama kali dilakukan Syifa waktu umurnya 3,5 bulan. Waktu itu, ada pernikahan sepupu saya di Bekasi. Dari Bandung, saya dan suami berangkat naik kereta dan ketemu di stasiun Jatinegara. Perjalanan yang ditempuh lebih kurang 3 jam itu jadi perjalanan perdana yang sekaligus membuat saya deg-degan. Karena takut bayinya kenapa-kenapa. Etapi dia asyik-asyik aja kok. Dan justru lebih mudah karena anak saya minumnya ASI.

Untitled

Foto di ujung kiri itu perjalanan dari Jakarta ke Bandung. Pas dari Bandung ke Jakarta-nya nggak kepikiran foto-foto. :mrgreen:. Dan foto bapaknya anak-anak dalam balutan baju beskap ya? Itu sebenarnya nggak cuma iseng aja dipajang, tapi mau menunjukkan tas ransel serbaguna yang ada di sebelahnya. Hehehe.. Yang kalau sudah dibuka, bentuknya seperti gambar di bagian kanannya ini. 🙂

Sehari setelahnya, sebelum sorenya saya pulang kembali ke Bandung, kami sekeluarga jalan-jalan ke Ancol. Di Ancol, sekaligus makan siang. Maka, sementara bapak – ibu, akung – uti serta pakdhe – budhe-nya makan, Syifa diletakkan di matrasnya.

<
Di dalam tenda – Ancol, Jakarta
<
Selalu bawa ransel serbaguna, biar bisa bobo.. 😀
<
Si bayi murah senyum.. ^___*

Beberapa bulan setelahnya, ada acara kantor ke Ciater – Subang. Kali ini jarak tempuhnya lebih deket dari Bandung kalau dibandingkan ke Bekasi. Jadinya, saya udah nggak terlalu khawatir. Kebetulan acara family gathering ini nginep selama beberapa hari. Nggak masalah buat saya. Selama di acara tersebut, Syifa memang lebih banyak tidur sih. :mrgreen:

dkt ransel 2
Di antara tas ransel. Hangat.. 🙂
dkt ransel
Lebih banyak bobo
dkt ransel - selimut jaket papa
Diselimutin jaket papa, biar gak kedinginan. :mrgreen:

Setelahnya, kalau ngajak Syifa bepergian saya udah tenang-tenang aja. Perbekalan saya siapin sebelum perjalanan jauh. Dalam tas ransel yang saya bawa sudah ada baju ganti min. 1 set, kaos kaki, kaos tangan, sepatu bayi (kalau udah mulai jalan), tisu basah, tisu kering, topi bayi, bedak, minyak telon, popok, jaket. Pokoknya semua perlengkapan bayi. Termasuk bantal kecil. Karena ransel saya serbaguna, ada matras kecilnya di bagian depan buat digelar pas bayinya diletakkan. Jadi nggak sakit. Praktis. Nggak ribet.

Kalau bepergian agak jauh, lebih dari 6 jam. Sediakan kantung plastik (kresek) kecil untuk wadah popok/diapersnya yang terkena pup. Jangan lupa sabun kecil untuk jaga-jaga. Membersihkan tangan bunda setelah membersihkan si bayi.

Kalau bepergian ke Surabaya misalnya. Karena menggunakan kereta api memakan waktu lebih kurang 12 sampai 14 jam. Mungkin saya akan lebih memilih untuk berangkat pagi. Supaya di jalan si bayi bisa melihat pemandangan. Kalau berangkat malam mungkin jadinya gelap gulita ya? Dan AC-nya cenderung terlalu dingin. Tapi kalau memang ingin si bayi bisa tidur nyenyak, kereta malam mungkin menjadi pilihan yang tepat.

Saya sih milih dua-duanya. Gantian. Pas berangkat naik kereta pagi, pulangnya kereta malam. Hehehe.. 😀

Setelah punya anak dua, saya pun memperlakukan Reina dengan sama. Sejak dini diperkenalkan untuk siap bepergian naik kendaraan. Kereta api. Nggak terlalu susah, karena saya sudah belajar lebih dulu ketika baru punya anak Syifa. 😀

Image179
Syifa waktu masih bayi
FxCam_1320620017935
Reina tidur di kereta api

Dan ini beberapa foto Reina saat berada di kereta api. Karena memang belum bisa duduk tegak, jadinya lebih banyak berbaring. Terkadang disangga oleh bantal supaya lebih nyaman.

reina 2
Senyum-senyum 😀
reina
“Aku ini dimana ya?”

Mengajak anak-anak bepergian itu cuma satu kuncinya. Dibawa seneng aja. Kalau kitanya seneng, auranya kebaca sama anak-anak. Jadinya mereka ikut seneng.

FxCam_1320621209931
Mama dan Syifa berpose sementara Reina bobo di sebelahnya.. 😀

Oh iya, khusus kalau bawa balita yang agak gede. Pelajari makanan kesukaannya. Makanan yang bikin dia bisa duduk manis. Itu juga saya pakai kalau bepergian cuma bertiga sama anak-anak sementara bapaknya masih ada kerjaan. Tentunya diantar sampai bandara. Sampai di Surabaya nanti langsung dijemput akung sama utinya.

Jangan salah. Membuat Syifa tetap duduk tenang selama 1 jam itu perjuangan berat. Anak saya aktif. Suka lari ke sana ke mari. Beda kalau disuruh duduk diam. 1 jam saja (karena perjalanan Bandung – Surabaya itu sekitar 1 jam). Duuh.. segala cara saya pakai. Nah, biasanya saya cari jadwal pesawat yang pagi tapi nggak terlalu pagi. Karena saya nggak mau kalau Syifanya tidur saat di perjalanan.

Saya sudah wanti-wanti supaya si kakak nggak tidur. Kalau dia tidur, nasib saya gimana? Sementara Reina pun harus saya gendong. :mrgreen:

Hehehe…

Alhamdulillah selama ini semuanya lancar-lancar saja.

Oh ya, saya pernah punya pengalaman. Waktu itu kami berangkat dari Surabaya sekitar jam lima sore. Pas nunggu di ruang tunggu Syifa tiba-tiba berbisik kalau dia mau pup. Waduh. Apa-apaan ini? Saya pun bertanya pada petugas di bandara apa masih sempat kalau mau ke kamar kecil? Setelah memastikan masih bisa, saya pun segera mengantar si kakak ke kamar mandi. Masalah berikutnya si kecil Reina. Akhirnya saya bawa dua-duanya ke kamar kecil. Alhamdulillah ada seorang pramugari yang bersedia menemani Reina sementara saya membersihkan Syifa. Jadi semuanya berjalan lancar. Selama ini belum ada masalah yang berat kok. Semuanya masih bias diatasi.

Dan terakhir kali berangkat dari Bandung ke Surabaya sampai pulang lagi Surabaya – Bandung saya cuma pergi bertiga aja. Dan Alhamdulillah lancar. Hehehe

Reina dan Syifa
Pulangnya, si dede nggak mau digendong, mau jalan sendiri.. 😀

Jadi, apakah ada yang berniat pergi bersama balita? Nggak usah takut. Saya sering kok. Hehehe.. 🙂

11 pemikiran pada “Baby Travelling

    1. Hahaha.. Kalau bingung pegangan Za… 😀

      Iya nih. Aslinya saya ngubek-ngubek folder tapi nggak ketemu fotonya. Malah nemu yang di Ancol. Dan sayangnya saya nggak ngejelasin cerita ke Ancolnya ya? Bwahahaha…. :)))

      Makasih masukannya..

      *siap-siap edit tulisan 😛

      1. Gak usah diedit atuh, blog mah tulisan senang-senang aja. Kalau nulis untuk dikirim ke media cetak, baru butuh diedit.

  1. saluuuut Mbak RIni. Dulu ibu saya juga kemana-mana sendiri, termasuk traveling Sby – Banyuwangi naik KA bertiga aja sama adik saya. Ternyata butuh banyak trik ya 🙂

  2. Ai sejak umur 2 bulan udah diajak perjalanan surabaya jakarta.
    3 minggu yang lalu diajak ke bandung.
    Alhamdulillah juga gak rewel, seneng banged malah kayaknya si Ai

  3. Pengalamanan yg menarik bun saya jga rencana bln dpn mau holiday pake kereta boleh tau rekomendasi tas matras nya bun itu merk apa ya? 😁😁

  4. Pengalamanan yg menarik bun saya jga rencana bln dpn mau holiday pake kereta boleh tau rekomendasi tas matras nya bun itu merk apa ya? 😁😁

Tinggalkan komentar