Resolusi.

Setiap akhir tahun, hampir semua orang membicarakan tentang resolusi. Sebenarnya, apa sih resolusi itu?

Resolusi. 1. putusan atau kebulatan pendapat berupa permintaan atau tuntutan yg ditetapkan oleh rapat (musyawarah, sidang); pernyataan tertulis, biasanya berisi tuntutan tt suatu hal (nomina) (sumber: http://www.kamusbesar.com/33154/resolusi)

Nah kalau disambung dengan resolusi menyambut tahun baru bagi masing-masing pribadi mungkin pengertiannya bisa disederhanakan dengan kalimat berikut.

Resolusi adalah sebuah keinginan atau impian yang menjadi keputusan pribadi yang lebih mirip tuntutan terhadap diri sendiri untuk pencapaian diri (terdengar seperti aktualisasi ya? :D) yang diharapkan bisa diwujudkan di tahun berikutnya (hasil penerawangan Rini Bee, 2012).

Mbulet.. 😛

Intinya mungkin target, keinginan atau harapan-harapan terhadap diri di tahun berikutnya.

Nah, seorang sahabat saya sedang berbunga-bunga. Tahun 2013 besok dia akan merayakan ulang tahunnya yang ke 30. Life begin at 30, katanya. :D. Maka dia membuat Giveaway.

Hadiahnya? Tiket pulang – pergi Surabaya – Bandung gratis untuk 4 orang. Buanyakk. Saya lupa persisnya. Nahh.. untuk lebih jelasnya monggo mampir ke sini yaaa.

***

Sekarang saya mau cerita tentang impian dan pencapaian diri saya di tahun 2012 kemarin sekaligus harapan di tahun 2013.

1. Saya suka menulis. Nggak jago memang. Tapi saya suka menulis. Sebenarnya kegiatan menulis ini udah saya lakukan sejak masih SD. Tapi nulisnya ya nulis surat. Korespondensi bahasa kerennya. Nah ketika lagi jaman-jamannya friendster (mulai ketaker umurnya.. :P) saya pun mengenal blog. Saya menuliskan curhatan galau beberapa tulisan, pikiran, cerita pendek saya di sana. Biar nggak ada yang baca, saya tetep nulis. Dan kegiatan itu mulai berkurang ketika saya semakin disibukkan dengan kuliah, magang kerja, kerja, main-main nggak jelas, nyari pacar, pacaran dan akhirnya menikah. Belum lagi kemudian friendster ditutup!

JDER!

Menghilanglah wadah saya untuk menggalau menulis.

Suami saya tahu kalau saya suka menulis. Apalagi sejak menikah saya kehilangan pekerjaan tetap belum memiliki kesibukan, suami saya pun berbaik hati membuatkan saya sebuah wadah menggalau baru blog. Dan dimulailah (kembali) keasyikan saya menulis. Mulai dari bergabung di salah satu website perempuan ngerumpi.com saya pun mulai menuangkan ide-ide yang mampir dengan lancarnya di kepala saya. Saya keranjingan menulis. Apalagi tulisan yang dimuat di ngerumpi.com bisa di-crossposting ke blog. Ah, semakin semangat saya menulis! Hehe

Sayangnya sebuah kejadian membuat passion menulis saya mengendur. Semakin jarang mampir ke sana, lalu perlahan menghilang tanpa jejak. Meski demikian, beberapa teman yang dulunya sama-sama aktif menulis di ngerumpi mulai mengikuti beberapa event-event antologi. Membuat saya penasaran dan iseng-iseng (baca: nekad) ikutan juga. Ada yang lolos, tapi banyak yang cuma mampir di deretan daftar peserta aja. Hahaha..

Jadi impian saya untuk bisa melihat tulisan saya diterbitkan, alhamdulillah bisa tercapai. Meskipun baru dalam bentuk buku antologi, yang ditulis keroyokan.

Menulis itu memiliki dua sisi. Di satu sisi membuat saya menemukan dunia saya dan di sisi lain membuat saya merasa egois. Ya, terkadang kegiatan ini melenakan saya. Membuat saya terlalu larut dan seakan tidak kurang memperhatikan keluarga. Kalau udah kaya gini, bukan manfaat jadinya kan? *curhat.. 😀

Apalagi, anak saya dua. Dua balita. Mereka masih butuh perhatian saya. Itu sebabnya saya tarik ulur. Di satu sisi pengen terus menulis dengan teratur dan di sisi lain saya kesulitan membagi waktu dan perhatian dengan dua balita serta bapaknya anak-anak. Ya, jujur. Saya kewalahan. Ternyata Saya ngga bisa berlaku adil. (Saya salut pada mereka yang bisa membagi waktu untuk tetap konsentrasi menulis dengan seabrek kerjaan rumah tangga. Orang yang seperti saya (perempuan rumah tangga dengan dua balita atau mungkin bahkan lebih! Tanpa art) tapi konsisten untuk tetap menulis tanpa sedikitpun menelantarkan kehilangan perhatian pada keluarga. Dan orang-orang seperti itu banyak. Sayangnya, harus diakui saya sepertinya bukan salah satunya.. :)). Ya, katakan saja, management waktu saya saat ini kacau.. 😛

Sempat terbersit dalam benak saya untuk melupakan keinginan saya membuat sebuah buku dengan nama saya di depan cover bukunya.

Ah berat rasanya.

Tapi terkadang saya berpikir ada baiknya tak ada salahnya untuk melupakan menekan ego pribadi sementara waktu untuk sesuatu yang lebih besar.

Itu sebabnya di tahun 2012 ini saya lagi-lagi gagal menyelesaikan proyek duet saya dengan seorang sahabat. Proyek duet yang seharusnya sudah bisa diselesaikan beberapa tahun sebelumnya. Maapkan saya. Jika dulu kendalanya saya ribet ngurus waktu antara keluarga dan bayi merah saya, kini sahabat saya sedang menunggu kelahiran buah hatinya. Maka resolusi 2013 saya nggak jauh-jauh dari menyelesaikan proyek duet saya. Semoga ada jodohnya dan bisa menembus ke salah satu penerbit. Aamiin

Resolusi 2013 yang lain.

2. Menjadi ibu yang lebih sabar. Salah satunya berguru pada neng Syifa dan Reina.

Reina dan Syifa
Duo neng geulis. Reina & Syifa.. 🙂

Sedikit percakapan saya dengan Syifa.

Mama: Duuh.. pusing.. (kepala sakit karena kemaren kejedot di angkot, sakitnya bikin pusing)
Syifa: Makanya jangan marah-marah aja. Jadi we pusing..
Mama: …
*melihat Syifa takjub. Langsung mingkem.. 😐

Mungkin saya ngga sadar kalau selama ini saya suka marah-marah (ngomel). Ini serius. Maksud saya mungkin ngga marah. Sungguh saya ngga pengen ngomel. Cuma, seperti pernah saya tulis sebelumnya, bahwa saya ngga pernah mengikuti sekolah jadi istri. Pun juga sekarang. Saya belom pernah sekolah jadi ibu. Punya ibu yang baik, iya! Saya berguru pada beliau. Tapi teori dan praktek itu beda kan? Dan praktek saya beberapa tahun belakangan ternyata berjalan ngga kurang mulus. Masih ternoda keinginan pribadi dan tugas saya sebagai ibu merangkap istri. Maka tahun depan, saya mau menjadi ibu yang lebih baik. Mungkin kelihatan klise. Tapi saya bertekad lebih memperhatikan keinginan anak saya. Dan si penawar ini sudah bisa protes.. :D. “Mama jangan di depan komputer aja, “main sini sama kakak”, “mau lihat barney-nya sama mama” dan seabrek celotehannya yang kalau saya dengar mengandung unsur

“mom, would you just stop it and play with me, now?”

3. Belajar masak

Iya. Saya nggak jago masak. Masakan yang bisa saya buat cuma itu-itu aja. Standar banget. Tapi ibu mertua dan mama saya jago banget masak! Hahaha..

Nggak banyak kata, saya harus berguru pada mereka. Nggak ada kata terlambat. Pokoknya tahun 2013 masakan saya harus ada yang pas rasanya, (enak nomor dua, yang penting ngga dimuntahin dulu karena keasinan.. :P)

Udah, gitu aja. Nggak usah membahas terlalu dalam. Saya malu. :mrgreen

4. Alhamdulillah, tahun 2012 kemarin resolusi saya ada yang berhasil juga. Kami sekeluarga resmi berhenti jadi kontraktor. Saya dan suami bisa memiliki hunian mungil yang cukup luas untuk saya, suami dan anak-anak. Maka di tahun 2013, saya ingin membuat rumah mungil kami jadi hunian yang lebih menyenangkan. Ya, sepertinya waktu saya akan lebih banyak untuk berbenah, beberes dan pindah-pindah perabot. Tentu saja dibantu duo krucil.

Sudah. Itu dulu aja resolusinya. Hehehe

5. Ah ya, satu lagi. Saya ingin mengusahakan untuk bisa posting satu tulisan setiap harinya (minimal) tanpa mengabaikan anak-anak dan suami (berarti harus dilakukan ketika duo neng geulis tidur :D) di blog pribadi saya. Dengan demikian saya masih bisa tetap nulis tanpa mengabaikan kebutuhan keluarga. Sekalian berguru pada teman-teman kiat dan cara membagi waktu antara menulis dan keluarga. Ada yang bisa membantu? 🙂

Saya benar-benar harus belajar lagi me-manage waktu nih.. 😛

Sekarang cerita tentang Windi.

Saya kenal Windi waktu blogwalking. Waktu itu ada event nulis FF. Namanya 15haringeblogff. Jadi dalam 15 hari akan dilempar 15 judul yang harus dibuat flash fiction lalu dikirim link urlnya ke admin Wangi MS atau Momo DM sebelum jam 9 malem tiap harinya. Masih inget ribetnya kejar-kejaran antara deadline dengan menulis kilat dalam waktu singkat. Dan di salah satu link url itulah saya akhirnya mampir dan terdampar dengan manisnya ke windiland. Lucunya, ternyata saya baru nyadar udah pernah mampir ke sana pas ada proyek duet di BAW. 😛

Windi Teguh pun sudah sering malang melintang di event-event antologi yang saya ikutin. Bedanya dengan saya, Windi sering berada di deretan nama kontributor (dengan kata lain tulisannya lolos dan siap dibukukan), kalau saya cuma berhenti jadi penggembira saja. 😛

Hehehe..

Sehat terus ya Win, semoga diberi kemudahan dan kelancaran selama hamil sampai persalinan.

Nah, “Ini Resolusiku, Share dong Resolusimu”

giveawayku

4 pemikiran pada “Antara keluarga dan menulis

  1. aaah kemarin mau komen ga bisa2. semoga resolusi masaknya kesampaian. ntar aku juga dikasi tips2 nya ya biar bisa masak enak in lezaat.
    Hey my soulmate gimana proyek duet kita, yg ngga pernah dimulai itu, xixixi dasar ibu2 rempong, kckckckck

Tinggalkan komentar