aku, dia, dan kau..


cake

<<sebelumnya..

 

-The other version-

 

Hari itu kau datang padaku.. katanya ada sesuatu yang penting yang ingin kau katakan padaku.. Jantungku berdetak lebih cepat.. aku merasa tidak tenang.. Aku tahu arah pembicaraan kita.. Kau ingin meresmikan hubunganmu dengannya.. Ya.. kau ingin Indah mendampingi dirimu.. mengisi relung hatimu.. dan berbagi ruang denganku..

“aku ingin menikahinya..”

Begitu ucapmu.. Berusaha mengatur kata-kata.. dan berbicara perlahan.. Lalu terdiam.. menunggu reaksiku.. Aku pun terdiam.. tak tahu harus berkata apa.. Karena aku tahu.. suka atau tidak.. ini memang pasti akan terjadi.. Kita berdua sama2 terdiam.. Hening.. Hingga suara telepon berbunyi.. Ah.. save by the bell.. Aku pun berdiri.. beranjak dari tempat yang membuatku merasa sesak.. lalu mengangkat telepon..

 

Aku memtuskan menemuinya.. Perempuan itu.. Aku cuma ingin mengenalnya.. dan memutuskan untuk mencari tahu seperti apa perempuan yang akan dinikahi suamiku. Dan aku pun berhasil menemuinya..

Perempuan itu cantik, pandai membawa diri dan sangat ramah. Aku menemuinya di toko kue miliknya yang menjadi satu dengan teras di depan rumah ibunya. Sepertinya ia membuka toko ini setelah ia magang di kantor suamiku. Pertama kali aku datang ke sana, aku disambut dengan senyum merekah. Dan Indah tidak mengenaliku.. Tidak sama sekali..

 

Sejak mengunjungi Indah di toko kuenya, aku menjadi keranjingan. Kue itu memang benar2 lezat.. dari ceritanya, ia mendapatkan resep itu dari sang bunda. Kue lezat, penjaga toko yang cantik. Perpaduan yang indah.. dan hey..!! Namanya memang Indah.. 😀

***

 

Aku meletakkan sejenak rasa benciku pada Indah. Ya, kuakui aku membencinya.. Karena ia masuk dalam keluarga kami tanpa izin.. Ingin berbagi ruang dengan ku dan anak2?.. *Just stay away from him..!! okay?* Demikian kata hati kecilku…, tapi di sisi yang lain.. *Dia sangat baik dan ramah.. bertemanlah dengannya dan lupakan rasa bencimu padanya untuk sesaat*  

 

Suatu hari aku menemuinya. Setelah aku menjadi pelanggan tetap di toko kuenya. Aku berbicara dengannya di depan teras rumahnya..

 

“Terima kasih atas kue coklatnya. Selama seminggu belakangan kue itu membantu saya menghadapi masa2 sulit. Suamiku terpikat perempuan lain. Aku bahkan belum menanyakan alasannya.. seandainya aku bisa membuat kue coklat selezat buatanmu, mungkin aku bisa mencegahnya pergi..”

Indah menatapku, namun tidak berkata apa2.. Kami sama2 terdiam.. Lalu aku beranjak pergi.. Sejak saat itu, aku tak pernah kembali menemuinya..

 

Aku berbicara dengan suamiku. Dan aku berkata padanya..

“Aku menyayangimu.. setiap hari.. Bahkan masih hingga hari ini…” dan akupun menyerahkan sebuah amplop berwarna merah hati untuk suamiku..

 

“Sayangku.. Aku memang tak sempurna, dan aku tahu banyak alasan yang membuatmu akan mencari perempuan lain untuk mengisi kekosongan hati yang selama ini tak bisa kupenuhi.. 15 tahun kita bersama dan mungkin aku pun memiliki perasaan kosong yang sama seperti yang kau miliki.. Tapi semakin aku menatapmu.. aku tahu bahwa engkau tidak sempurna.. sama seperti aku. Untuk itu aku memilih untuk menerima kekuranganmu dan rela menghabiskan waktu seumur hidup bersamamu untuk kita tumbuh bersama..

Tapi aku tak bisa menuntutmu melakukan yang sama.. Untuk itu, aku minta.. Pikirkan kembali keputusanmu.. Kita perlu bicara dari hati ke hati. Tentang perasaan kita masing2..”

 

Aku menutup pintu kamar dan menutup wajahku dengan selimut.. Aku menangis di balik selimut biru.. hingga aku tertidur..

 

 

2 pemikiran pada “aku, dia, dan kau..

Tinggalkan Balasan ke mas bejo Batalkan balasan