“Perempuan ini yang mencari-cari anda sejak kemarin Tuan,” kepala security menunjuk penampakan seorang perempuan berambut sebahu tengah berbicara dengan resepsionis saat rekaman CCTV itu diputar kembali di hadapan Tuan Black.
Tombol pause ditekan. Tuan Black melihat wajah perempuan itu lebih dekat.
Gawat. Ucap batinnya.
Bagaimana dia bisa menemukanku?
Wajahnya tiba-tiba memucat.
“Jadi apa yang harus kami lakukan Tuan?” tanyanya.
“Jangan biarkan dia menemui saya. Tangkap saja kalau perlu!” ia pergi meninggalkan ruangan.
***
Noura memasuki kantor lagi. Mencoba menerobos masuk penjagaan security.
“Mana Tuan Black?” tanyanya.
Dan dua security langsung menyergapnya. Tepat saat ia menatap ke arah dua mata Tuan Black yang tengah berjalan tergesa menuju lift di hadapan Noura.
Noura menggeliat berusaha lepas dari security. Sebelum pintu benar-benar tertutup, dia masih sempat berbalik dan berteriak, “Saya sudah mencari anda bertahun-tahun, Tuan Black. Tiga hari lalu saya melihat facebook anda dan menemukan kisah yang sama seperti yang selalu diceritakan Ibu saya.”
Semua mata memandang ke arah Noura, yang kini pasrah berjalan perlahan menuju pintu keluar.
Terduduk kelelahan dengan perutnya yang membuncit, Noura pasrah usahanya gagal lagi. Sejak awal ia sudah tahu, meminta pertanggungjawaban lelaki seperti Tuan Black tentunya tidak akan mudah.
Ditariknya keluar sebuah surat kabar terbitan 13 Agustus 2010 dari dalam tasnya. Wajah Tuan Black tanpa kacamata hitam tersenyum menatapnya. Sebuah tulisan besar tertera di sana.
Yayasan Amanah H. Ireng Subarkah. Investasi untuk menyejahterakan masyarakat.
Noura menarik napas panjang. Gegara iklan itu, ibunya menjadi korban penipuan berkedok investasi.
-selesai-
Hm… flash fiction sering menyisakan helaan napas at the end of the story. 🙂
Nice mba. Salam kenal. 🙂
pokoknya suka dah :D. yang ini lebih padet :). kalo yang kemarin itu kan maksudnya biar lebih ngetwist, tapi gini ini udah cukup 🙂
Iyaa, lebih padet berisi 😀 sukak yang ini, dan pingin kaya gini 🙂
Makasih, kakak.. 🙂
😀 yg ini lebih smooth mbacanya mbak
Bagus.. Bagus..
Semangat! 😀
klo menurutku yg kemarin juga oke mbak…:-)
Wah ahli fiksi nih, saya masih belajar Rin, tau kenapa semakin belajar kok semakin males nggarapnya ya 😀
aku dari td malam mau koment bagain posting yg ini..tapi harus baca berulang kali dan membandingkan dengan tuan black yg sebelum ini…
dan subuh ini aku memutuskan hahaha..aku lebih suka dgn tuan black yang sebelumnya mba..apalagi kl pembaca bener bener menyimak dan membaca dari awal pasti pembaca akan mengira tuan black biang kehamilan noura…
“perut yg membuncit” itu sebenernya juga ga berperan apapun kan 😆