[Berani Cerita #15] Menggali Kenangan


Jaka dan Gendis berjalan menyusuri jalan setapak. Seragam putih – biru masih melekat di badan keduanya.

Jantung Gendis berdegup kencang. Tempat ini sunyi sekali. Tak terlihat siapapun di sini. Hanya ada dirinya dan Jaka. Diliriknya jam di pergelangan tangannya. Pukul 10.12 pagi.

Tentu saja.

Semua anak masih berada di dalam kelas. Sementara ia dan Jaka melarikan diri dan memilih untuk bercengkerama di taman yang sunyi ini. Di bawah pohon yang rindang, Gendis menyandarkan tubuhnya, dan Jaka merapatkan tubuh mendekat pada sang kekasih.Β Mengecupnya.

“Hei! Siapa itu..?! Dilarang pacaran di sini..!” seorang lelaki paruh baya memergoki keduanya, saat tangan Jaka menyelinap masuk ke dalam kemeja Gendis. Keduanya tercekat. Jaka menarik lengan Gendis, mengajaknya melarikan diri.

***

“Jadi besok kamu harus berangkat? Nggak bisa ditunda ya?!” Gendis membuka percakapan. Jaka bergeming.

“Akang!”

“Apa?”

“Kamu sayang aku nggak sih?”

“Kalau aku nggak sayang kamu, ngapain aku di sini?”

“Kalau gitu janji kita akan ketemu lagi ya? Kalau nggak bisa bersama sekarang, aku akan tetep nungguin kamu. Sampai umurku dua puluh dua, enam puluh tiga, bahkan sampai seratus tahun! Pokoknya aku tetap mau nungguin kamu!” Gendis menatap Jaka langsung pada kedua matanya, menunjukkan keseriusan ucapannya. Jaka mencium sayang kening sang kekasih. Apa yang baru saja diucapkan Gendis telah mewakili ungkapan hatinya. Lalu keduanya mulai menggali.

***

382434_3918367873203_971202719_n

Pria itu duduk di bawah sebuah pohon rindang. Bergeming. Hanya terdengar suara desir angin, menemaninya dalam hening. Ia melirik jam di pergelangan tangannya. Pukul 4 sore. Sudah lebih dari 6 jam, waktu yang telah disepakati sebelumnya. Setelah memastikan tak ada lagi yang harus dinantinya, ia pun berdiri. Menatap sekilas pada ukiran inisial namanya dan Gendis yang kini sedikit tersamar, di bagian tengah pohon itu. Meraih cangkul yang tergeletak di sisi kirinya, lalu mulai menggali.

DING.. DING..

Tak lama cangkulnya menyentuh sesuatu yang keras. Sebuah peti besi. Dengan kedua tangannya ia menarik ke atas peti tersebut, meletakkannya di sisi kirinya lalu membukanya perlahan. Dipandanginya benda-benda yang sangat dikenalnya. Ada boneka beruang milik sang kekasih, agenda, bola favoritnya, juga fotonya dan Gendis yang masih berseragam putih – biru. Di sisi sebelah kanan, pandangannya menangkap sebuah lembaran berwarna merah jambu. Tepat di bagian bawahnya, sebuah bungkusan putih yang belum pernah dilihatnya, menyembul tatkala ia mengambil lembaran berwarna merah jambu itu.

Sebuah surat.

Jaka meraih surat itu dan mulai membacanya. Menenggelamkan diri padaΒ baris demi baris kalimat yang dituliskan Gendis dalam suratnya. Mengembalikannya jauh ke masa lalu.

β€œBandung, 13 September 2006

 

Akang tersayang,

Ketika kau membaca surat ini, aku mungkin tak ada di sisimu. Maafkan akuΒ yang tak dapat menepati janji untuk membuka kenangan ini bersamamu. Sesuai janji kita, seharusnya kita akan sama-sama kembali tepat di hari ini, 9 Juni 2013. Di hari yang telah kita sepakati bersama. Tujuh tahun sejak kita mengubur kenangan ini berdua. Setelah nantinya engkau pulang dari Belanda.

Tapi hari ini aku memutuskan untuk kembali lagi, Kang.. Aku tak tahu ke mana lagi aku harus pergi. Dan aku teringat padamu. Aku kembali untuk menyimpan sesuatu yang sama-sama kita cintai. Yang seharusnya menjadi kebahagiaan kita bersama saat kelak kita berdua bersatu lagi..

Maafkan aku karena tidak dapat menjaganya dengan baik..Β Maafkan aku, karena telah mengecewakanmu …

Ya Akang.. di sini aku mengubur janin anak kita..”

22 pemikiran pada “[Berani Cerita #15] Menggali Kenangan

  1. mantab mba bee…
    dah lama gak baca dan nonton tema yang gali menggali sebuah kenangan di bawah pohon…dan hebatnya lagi ending suratnya gak tertebak πŸ˜€

  2. haaaaa….
    endingnyaaaa
    unbelievable….
    gila sekali ceritanya…
    tidak kusangka sangka…
    kupikir bakal seperti menggali kenangan ala Sassy Girl…
    ternyata bener kata mereka, menggali belulang…
    hebat sekali…
    keren pisan…

Tinggalkan Balasan ke ndazhou Batalkan balasan